Artikel berikut ini merupakan tahapan
konfigurasi yang dapat digunakan untuk membuat sebuah Router Cisco
menjadi Internet Gateway bagi sebuah jaringan lokal (LAN). Hasil akhir
yang ingin dicapai adalah komputer-komputer pada LAN adalah dapat
meng-akses layanan Internet. Adapun contoh topologi yang akan digunakan
adalah sebagai berikut.
Sedangkan tahapan-tahapan konfigurasi yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut:
- Konfigurasi IP Address pada setiap interface
- Konfigurasi default gateway melalui ISP
- Konfigurasi DNS Server
- Konfigurasi NAT (masquerade)
- Konfigurasi DHCP Server untuk membagi IP Adress secara otomatis kepada komputer pada LAN
Konfigurasi IP Address
Sesuai skenario maka konfigurasi IP Address pada setiap interface adalah sebagai berikut.GATEWAY#
GATEWAY#configure terminal
GATEWAY(config)#interface f0/0
GATEWAY(config-if)#ip address 80.1.1.2 255.255.255.252
GATEWAY(config-if)#no shutdown
GATEWAY#
GATEWAY#configure terminal
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
GATEWAY(config)#interface f0/1
GATEWAY(config-if)#ip address 192.168.10.1 255.255.255.0
GATEWAY(config-if)#no shutdown
Pengujian apakah interface tersebut telah memiliki IP Address dan dalam keadaan aktif, dapat digunakan perintah sebagai berikut.
GATEWAY#show ip interface brief
Interface IP-Address OK? Method Status Protocol
FastEthernet0/0 80.1.1.2 YES manual up up
FastEthernet0/1 192.168.10.1 YES manual up up
Konfigurasi Default Gateway
Perintah yang dapat digunakan untuk memberikan entry default route ke Internet melalui ISP adalah sebagai berikut.GATEWAY(config)#ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 80.1.1.1
Pengujian dapat dilakukan dengan melihat tabel routing, seharusnya tabel routing akan terlihat seperti berikut ini.
GATEWAY#show ip route
Codes: C – connected, S – static, I – IGRP, R – RIP, M – mobile, B – BGP
D – EIGRP, EX – EIGRP external, O – OSPF, IA – OSPF inter area
N1 – OSPF NSSA external type 1, N2 – OSPF NSSA external type 2
E1 – OSPF external type 1, E2 – OSPF external type 2, E – EGP
i – IS-IS, L1 – IS-IS level-1, L2 – IS-IS level-2, ia – IS-IS inter area
* – candidate default, U – per-user static route, o – ODR
P – periodic downloaded static route
Gateway of last resort is 80.1.1.1 to network 0.0.0.0
80.0.0.0/30 is subnetted, 1 subnets
C 80.1.1.0 is directly connected, FastEthernet0/0
C 192.168.10.0/24 is directly connected, FastEthernet0/1
S* 0.0.0.0/0 [1/0] via 80.1.1.1
Konfigurasi DNS Server
Untuk dapat membuat Router Cisco dapat melakukan ping ke hostname atau domain yang ada di Internet, maka perlu dilakukan konfigurasi DNS Server dengan menggunakan perintah seperti berikut ini.GATEWAY(config)#ip name-server 80.1.1.1
Konfigurasi Network Address Translation
Untuk membuat komputer LAN mendapatkan layanan Internet, maka Router Cisco harus menjalankan NAT (masquerade) untuk network 192.168.10.0/24. Konfigurasi yang dapat digunakan adalah sebagai berikutGATEWAY(config)#access-list 1 permit 192.168.10.0 0.0.0.255
GATEWAY(config)#ip nat inside source list 1 interface f0/0 overload
GATEWAY(config)#interface f0/0
GATEWAY(config-if)#ip nat outside
GATEWAY(config-if)#interface f0/1
GATEWAY(config-if)#ip nat inside
Sampai pada tahapan ini, seharusnya komputer pada LAN sudah dapat mengakses layanan Internet.
Konfigurasi DHCP
Untuk membuat komputer LAN bisa
mendapatkan IP Address secara dinamik, maka Router Cisco harus
menjalankan DHCP Server. Perintah yang dapat digunakan untuk
mengkonfigurasikan DHCP Server adalah sebagai berikut.
GATEWAY(config)#ip dhcp excluded-address 192.168.10.26 192.168.10.254GATEWAY(config)#ip dhcp pool LAN-POOL-1
GATEWAY(dhcp-config)#network 192.168.10.0 255.255.255.0
GATEWAY(dhcp-config)#default-router 192.168.10.1
GATEWAY(dhcp-config)#dns-server 80.1.1.1
GATEWAY(dhcp-config)#exit
IP Address 192.168.10.26 sampai dengan 192.168.10.254 adalah IP Address yang tidak akan diberikan kepada komputer pada LAN.
0 komentar:
Posting Komentar